Fakta Unik Kesultanan Ternate-Tidore
Fakta Unik Kesultanan Ternate-Tidore
Ternate dan Tidore merupakan dua pulau kecil yang hampir sama besarnya. Kedua pulau ini saling berhadapan satu sama lain dan dipancang gunung api yang muncul dari Laut Maluku.
Kedua pulau ini sangat bersejarah bagi Indonesia, ternate-Tidore menjadi salah satu lokasi idaman para penjajah karena menyimpan kekayaan rempah-rempah. Dari dulu hingga sekarang, Ternate dan Tidore masih dipimpin dengan gaya kesultanan. Tour Murah
Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di wilayah Kota Tidore, Maluku Utara, Indonesia sekarang. Pada masa kejayaannya (sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18), kerajaan ini menguasai sebagian besar Pulau Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan banyak pulau-pulau di pesisir Papua barat.
Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya.
Kamu harus tahu beberapa hal unik tentang dua kesultanan tersebut, seperti di bawah ini:
1. Awalnya kedua pulau tersebut berbentuk kerajaan
Pada masa–masa awal suku Ternate dipimpin oleh para momole, setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut kolano. Mulai pertengahan abad ke-15, Islam diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapan syariat Islam diberlakukan. Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan gelar sultan. Para ulama menjadi figur penting dalam kerajaan.
Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di wilayah Kota Tidore, Maluku Utara, Indonesia sekarang. Pada masa kejayaannya (sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18), kerajaan ini menguasai sebagian besar Pulau Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan banyak pulau-pulau di pesisir Papua barat.
Pada tahun 1521, Sultan Mansur dari Tidore menerima Spanyol sebagai sekutu untuk mengimbangi kekuatan Kesultanan Ternate saingannya yang bersekutu dengan Portugal. Setelah mundurnya Spanyol dari wilayah tersebut pada tahun 1663 karena protes dari pihak Portugal sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas 1494, Tidore menjadi salah satu kerajaan paling merdeka di wilayah Maluku. Terutama di bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin (memerintah 1657-1689), Tidore berhasil menolak pengusaan VOC terhadap wilayahnya dan tetap menjadi daerah merdeka hingga akhir abad ke-18.
Kerajaan Ternate terdiri dari persekutuan lima daerah, yakni Ternate, Obi, Bacan, Seram, Ambon. Sedangkan, Tidore terdiri dari sembilan satuan negara yang disebut Uli Siwa, terdiri dari Makyan, Jailolo, dan daerah antara Halmahera hingga Papua.
Namun, sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kesultanan bukan lagi sebagai pusat kendali politik atas wilayah-wilayah yang pernah dibawahinya. Sekarang, Istana Kesultanan berfungsi sebagai pusat pelestarian benda cagar budaya.
Senjata-senjata yang dipamerkan antara lain senapan, meriam kecil, peluru-peluru bulat, tombak, parang dan perisai.
2. Objek wisata andalan di Pulau Tidore
Hampir sebagian orang pasti familiar dengan keindahan pulau Maitara di Tidore. Pasalnya, Pulau Maitara pernah menjadi salah satu lukisan dalam uang pecahan Rp 1.000. Pulau kecil tersebut berada di antara Tidore dan Ternate, sekitar 30 menit menggunakan speed boat. Selain itu, masih banyak tempat menarik yang bisa kamu kunjungi. Seperti Benteng Tore dan Tahula, rumah lumba-lumba di Pulau Mare, Pantai Ake Suhu, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ternate juga tak kalah indah dengan beragam keindahan kepulauannya. Salah satu yang fenomenal adalah Batu Angus. Menurut sejarahnya, bentuk batu-batu yang ada di sana merupakan bekas dari aliran lava yang membeku saat terjadi letusan Gunung Gamalama pada 1907.
Selain itu, ada pula Pantai Sulamadaha yang memiliki kontur pasir putih serta ombak tenang. Pantainya nyaman untuk disinggahi, airnya sangat bening dan jernih. Ada juga Danau Tolire, Pantai Bobane Ici, Benteng Kastela, dan sebagainya.
4. Festival tahunan di Tidore
estival Tidore tahun ini memasuki tahun ke-9 dan telah menetapkan ada tiga top event. Di antaranya Parade Juanga, yakni keliling pulau dengan kapal formasi perang oleh sultan dan bala tentaranya pada 10 April. Kedua, Perjalanan Paji berupa keliling pulau di darat dengan formasi perang menceritakan revolusi Sultan Nuku pada 11 April.
Terakhir, ada Kirab Agung Kesultanan Tidore yang disinergi dengan pembukaan Museum Maritim Dunia di Kedaton Tidore.
Penyelenggaraan Festival Tidore 2017 mengangkat tema “Merawat Tradisi, Mempertegas Jati Diri Bangsa Maritim” dalam rangka memperingati hari jadi Kota Tidore.
5. Festival tahunan di Ternate
Ternate juga memiliki agenda tahunan pada 16 sampai 23 September yang bernama festival Pulau Hiri. Festival yang bertujuan menjadi momentum menghidupkan kembali barbagai kearifan lokal yang mulai ditinggalkan di daerah.
Di antaranya tradisi babari atau gotong royong, menangkap ikan dengan menggunakan layangan, dan bersih laut. Selain itu, ditampilkan pula berbagai kegiatan lainnya. Seperti penampilan tarian Soya-soya massal, parade perahu hias tradisional, serta berbagai lomba kebarihan, seperti lomba dayung perahu tradisional.
Kalau kamu belum melihat festival di Ternate dan Tidore di atas, ada baiknya menyiapkan tiket pada 9-10 Desember 2017. Ada festival Kora-kora yang menampilkan beraneka ragam kebudayaan Maluku Utara mulai dari kesenian hingga kuliner.
Festival tersebut akan menampilkan berbagai aktivitas bahari, seperti lomba perahu tradisional Kora-kora, lomba memancing, lomba foto bawah laut, hingga lomba pawai perahu hias.
Komentar
Posting Komentar